Kegiatan Sosialisasi Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang digelar anggota DPR RI Fraksi Gerindra, drg. Putih Sari, di Desa Anggadita, Kecamatan Klari, Kamis siang, diwarnai insiden yang mencoreng jalannya acara. Ketegangan muncul ketika sejumlah awak media menghadapi sikap kurang bersahabat dari oknum panitia.
Insiden bermula saat jurnalis hendak mengambil dokumentasi dan meminta informasi mengenai rangkaian kegiatan. Alih-alih mendapatkan pelayanan sebagaimana mestinya, beberapa wartawan mengaku menerima perlakuan tidak menyenangkan dari oknum panitia.
Beberapa jurnalis menyebut panitia bersikap tidak kooperatif serta mengucapkan kalimat bernada merendahkan profesi media. Hal itu memicu ketegangan kecil di area acara dan memunculkan suasana tidak kondusif.
Sejumlah wartawan menyampaikan kekecewaan mereka atas perlakuan tersebut. Mereka menilai, peliputan kegiatan publik merupakan bagian dari kerja jurnalistik yang menjamin masyarakat mendapatkan informasi yang benar.
Menurut para jurnalis, acara yang melibatkan anggota legislatif dan menyangkut program nasional seperti JKN semestinya mengedepankan prinsip keterbukaan. Mereka menilai sikap oknum panitia tidak sejalan dengan komitmen transparansi.
Meski insiden berlangsung di tengah kegiatan, sosialisasi tetap berjalan sesuai jadwal. Dalam pemaparannya, drg. Putih Sari menekankan pentingnya penguatan pemahaman masyarakat terkait manfaat JKN.
Ia menjelaskan sejumlah poin mengenai alur pelayanan, manfaat kepesertaan, hingga bentuk perlindungan kesehatan yang dijamin pemerintah melalui program JKN.
Peserta yang hadir tampak antusias mengikuti jalannya sosialisasi. Mereka menilai kegiatan seperti ini sangat membantu dalam memahami hak layanan kesehatan yang disediakan pemerintah.
Namun, sebagian warga juga menyayangkan adanya ketegangan yang terjadi antara panitia dan awak media. Mereka menyebut kejadian tersebut dapat mengurangi nilai positif dari kegiatan edukasi publik.
Hingga berita ini diturunkan, pihak panitia belum memberikan keterangan resmi terkait insiden tersebut. Awak media berharap ada klarifikasi agar kejadian serupa tidak terulang.
Para jurnalis juga menilai perlu adanya koordinasi yang lebih baik antara penyelenggara dan media untuk memastikan kelancaran peliputan di kegiatan publik.
Pengamat komunikasi publik menilai insiden ini dapat menjadi catatan penting bagi panitia penyelenggara. Menurutnya, media berperan sebagai mitra strategis dalam penyebaran informasi kepada masyarakat.
Ia menegaskan bahwa sikap profesional dan kooperatif harus selalu dikedepankan dalam kegiatan yang menyangkut kepentingan publik, termasuk program pemerintah.
Meski diwarnai ketegangan, kegiatan sosialisasi JKN tetap memberi nilai edukatif bagi masyarakat. Ke depan, seluruh pihak diharapkan dapat membangun komunikasi yang lebih baik agar kegiatan publik berlangsung tanpa hambatan.
(Laporan : Gumilar)