KARAWANG |JagatNusantara.co.id|
Peringatan satu abad aliran irigasi Bendungan Walahar menjadi momentum penting untuk menegaskan kembali peran strategis Perum Jasa Tirta II (PJT II) dalam menjaga keberlanjutan sumber daya air nasional. Acara yang digelar di Hotel Swiss-Bellinn Karawang Barat ini dihadiri jajaran direksi PJT II, pemerintah daerah, dan para pemangku kepentingan sektor air.
Selama seratus tahun, Bendungan Walahar telah mengalirkan air yang menjadi penopang utama irigasi pertanian di kawasan Pantura Jawa Barat. Perannya memastikan ketersediaan air bagi lahan produktif sekaligus menjaga stabilitas ketahanan pangan nasional.
Direktur Utama PJT II, Imam Santoso, menegaskan bahwa keberhasilan Walahar bertahan satu abad bukan hanya prestasi teknis, tetapi buah kerja panjang lintas institusi dan masyarakat. Sinergi, menurutnya, menjadi fondasi utama dalam tata kelola air yang berkelanjutan.
Ia menyampaikan bahwa pengelolaan air kini memasuki fase yang menuntut inovasi lebih besar. Perubahan iklim, pertumbuhan penduduk, dan kebutuhan pertanian modern memaksa adanya percepatan modernisasi infrastruktur.
Dalam forum diskusi, para pembicara menyoroti modernisasi jaringan irigasi sebagai kebutuhan mutlak. Keterlambatan pembaruan dinilai dapat berdampak pada menurunnya kemampuan daerah menjaga konsistensi produksi pangan.
Digitalisasi sistem monitoring turut menjadi poin utama pembahasan. Pemanfaatan teknologi dinilai mampu memberikan efisiensi signifikan, terutama dalam memastikan distribusi air berjalan tepat waktu dan tepat volume.
Salah satu inovasi yang dijelaskan adalah Smart Operation Management (SWOM), sistem operasi berbasis kecerdasan digital yang kini dimanfaatkan PJT II untuk memantau kondisi air dan operasional bendungan secara real-time.
Dengan sistem tersebut, pengambilan keputusan dapat dilakukan lebih cepat dan akurat. Langkah korektif terhadap potensi gangguan aliran air pun bisa direspons sejak dini, sehingga risiko terganggunya layanan irigasi dapat ditekan.
Acara peringatan juga menjadi ruang untuk memberikan apresiasi kepada berbagai pihak yang selama ini ikut menjaga keberlangsungan fungsi Bendungan Walahar, mulai dari tokoh masyarakat hingga kelompok petani.
Para peserta diberikan kesempatan menyampaikan pandangan terkait kondisi pengelolaan air di lapangan, termasuk tantangan yang masih memerlukan intervensi dan perbaikan.
Pemerintah Kabupaten Karawang menegaskan bahwa kerja sama dengan PJT II harus diperkuat karena air merupakan faktor penentu keberlanjutan pembangunan daerah. Stabilitas pasokan air menjadi kebutuhan strategis bagi sektor pertanian maupun industri.
Sinkronisasi kebijakan lintas sektor dipandang semakin penting. Pengelolaan air tidak lagi menjadi urusan teknis semata, melainkan bagian dari strategi jangka panjang untuk menjaga pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Puncak acara ditandai dengan penandatanganan komitmen bersama menuju pengelolaan air yang adaptif, tangguh, dan berbasis teknologi. Komitmen ini diharapkan menjadi pedoman baru dalam tata kelola air ke depan.
PJT II berharap peringatan satu abad ini dapat memperkuat kesadaran publik mengenai arti penting menjaga sumber daya air sebagai aset masa depan. Air, menurut PJT II, adalah fondasi keberlanjutan yang tidak boleh diabaikan.
Perjalanan panjang Bendungan Walahar menjadi pengingat bahwa pengelolaan air membutuhkan kerja kolektif. Dengan sinergi, kedisiplinan, dan inovasi, PJT II optimistis bendungan ini akan terus memberikan manfaat strategis bagi masyarakat dan perekonomian daerah.
(Laporan : Gumilar)