21 SMA Ramaikan Bulan Bahasa 2025, Semangat Literasi Menguat di Karawang


KARAWANG |JagatNusantra.co.id|
Upaya menumbuhkan kecintaan berbahasa di kalangan pelajar kembali diwujudkan melalui penyelenggaraan Bulan Bahasa Indonesia 2025 oleh Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI).

Kegiatan ini diikuti oleh 21 SMA se-Kabupaten Karawang dan berlangsung selama tiga hari, 14–16 November 2025, di Aula H. Husain dan Aula Husni Hamid.

Penyelenggaraan dimaksud dirancang sebagai wadah kompetisi dan apresiasi keterampilan berbahasa yang menguji kemampuan retorika, ekspresi sastra, dan kreativitas menulis siswa.

Panitia menyebut kegiatan ini sebagai upaya sistematis untuk memperkuat literasi bahasa Indonesia di jenjang sekolah menengah atas dan mendorong generasi muda memahami fungsi bahasa sebagai identitas nasional.

Sebagai simbol kegiatan, panitia memilih penyu belimbing sebagai ikon acara dan memberi nama ikon tersebut untuk keperluan branding kegiatan.

Pilihan ikon dimaksud dimaksudkan membawa pesan tentang ketahanan budaya dan kesinambungan warisan bahasa, sekaligus mempermudah kampanye publik terkait program literasi.

Hari pertama dimanfaatkan untuk perlombaan baca pidato, cabang yang menempatkan kemampuan menyampaikan gagasan secara lugas dan persuasif sebagai tolok ukur utama.

Hari kedua dilanjutkan dengan lomba baca puisi dan pertunjukan teater; dua cabang yang menuntut penghayatan teks dan kemampuan interpretasi kreatif peserta.

Pada hari ketiga, panitia menyelenggarakan lomba cipta puisi, cipta esai, dan cipta cerpen secara daring guna menjangkau seluruh peserta tanpa hambatan geografis.

Total partisipasi dari 21 sekolah menjadi indikator bahwa minat siswa terhadap kegiatan bahasa dan sastra masih kuat, sekaligus menunjukkan efektivitas jaringan sekolah dalam mengikutsertakan peserta.

Panitia menegaskan bahwa Bulan Bahasa bukan sekadar lomba, melainkan ruang edukasi yang memberikan penghargaan terhadap karya serta proses pengembangan kemampuan berbahasa.

Melalui kegiatan ini, diharapkan muncul generasi pelajar yang tidak hanya mahir berbahasa, tetapi juga berorientasi pada pelestarian nilai budaya dan penguatan jati diri nasional.

Penutup acara dirancang untuk memperkuat pesan bahwa bahasa Indonesia merupakan perekat bangsa dan harus terus dirawat melalui program-program literasi di tingkat sekolah.