KARAWANG |JagatNusantara.co.id|
Memasuki era industri 5.0, di mana teknologi semakin berkembang pesat serta kecerdasan buatan menjadi konsen hari ini.
Dalam kegiatan Pembekalan Peningkatan Kapasitas Aparat Teritorial di Era Digitalisasi Global yang mengambil tempat di Aula Husni Hamid, Kamis (24/10/2025), hadir sebanyak 1.500 personel Tentara Nasional Indonesia (TNI)
dari Kodim Sunan Gunung Jati di bawah naungan Kodam Siliwangi, meliputi tiga kabupaten: Karawang, Subang, dan Purwakarta.
Acara tersebut menghadirkan pembicara Letnan Kolonel Tituler (Letkol) Deddy Corbuzier.
“Negara ini hampir hancur karena gempuran disinformasi ketika saya baru menjabat sebagai Staf Khusus Kepresidenan,” ujar Deddy Corbuzier selaku keynote speaker.
Sambungnya, saat menjadi Staf Khusus Komunikasi Sosial dan Publik, hanya dirinya yang menjadi utusan khusus dengan beban kerja paling berat.
“Bahkan saya mempelajari algoritmanya dan arah perkembangan isunya,” ungkapnya.
Ia menambahkan, di era digital saat ini Bintara Pembina Desa (Babinsa) adalah salah satu figur yang dicintai rakyat.
“Pada saat saya bersama Babinsa di Bekasi membersihkan kali, itu menjadi salah satu konten yang dicintai,” lanjutnya.
Rakyat sangat menyukai konten-konten seperti itu.
“Apalagi di zaman sekarang, serangan bukan hanya secara fisik. Dulu TNI bertempur menggunakan senjata,” tukasnya.
Sekarang TNI mesti aktif di ruang-ruang digital. Jika dulu berjibaku di medan tempur, kini TNI juga mesti berjibaku di kolom komentar.
“Pada abad ini, disinformasi yang masuk tidak hanya berupa hoaks, tapi juga deepfake,” ungkapnya.
Ia mengingatkan, penyebaran disinformasi seperti video deepfake yang menampilkan Ibu Sri Mulyani seolah mengatakan bahwa “guru adalah beban”, itu palsu dan tidak seharusnya terjadi.
“Apalagi sampai menjarah rumah beliau,” ucapnya di Aula Husni Hamid saat menjadi pembicara.
“Itulah sebabnya saya mengimbau kepada bapak-bapak sekalian untuk bisa menciptakan content tandingan yang mampu menghalau narasi kebencian,” tutupnya.