Menteri Perumahan Dan Kawasan Permukiman (PKP) Menyoroti Masih Banyak Masyarakat Kecil Yang Gagal Mengajukan Kredit Rumah


KARAWANG |JagatNudantara.co.id|
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Republik Indonesia Maruarar Sirait menyoroti masih banyak masyarakat kecil yang gagal mengajukan kredit rumah hanya karena memiliki riwayat pinjaman online (pinjol) dengan nilai kecil.


Menteri PKP Maruar Sirait mengapresiasi capaian pembangunan program rumah layak huni (Rulahu) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang, untuk masyarakat kurang mampu yng mampu membangun 2.500 unit rumah per tahun.

Plt Kepala Dinas PRKP Karawang, Asep Hazar, menyampaikan bahwa program Rutilahu akan difokuskan pada rumah-rumah yang mengalami kerusakan berat, termasuk yang terdampak bencana alam, kebakaran, atau berada dalam kondisi nyaris roboh.
“Sejak awal 2025 kami sudah turun ke lapangan melakukan observasi. Prioritas utama adalah rumah-rumah yang benar-benar membutuhkan perbaikan segera,” ungkap Asep.

kasus penolakan pengajuan KPR akibat kredit macet pinjol sudah banyak terjadi, padahal nilai pinjaman yang menunggak sering kali hanya ratusan ribu hingga di bawah satu juta rupiah.

Di sela acara, Ara juga mengapresiasi semangat para pengembang dan pihak perbankan di Karawang yang aktif mendorong pembangunan perumahan rakyat.

“Saya lihat Bank BJB semakin profesional dan cepat dalam pelayanan. Saya juga mengapresiasi dukungan Bupati Karawang dan para developer yang konsisten membangun perumahan rakyat,” tambah ara.

Total pada tahun ini Pemkot Bekasi hanya akan membangun rumah layak huni sebanyak 130 rumah. Setiap rumah yang disasar akan mendapatkan bantuan senilai Rp20 juta, sehingga total anggaran yang disiapkan untuk program ini mencapai Rp2,6 miliar di tahun 2025.

“Setiap kecamatan akan menerima bantuan untuk 10 rumah, jadi totalnya ada 130 rumah se-Kota Bekasi,” kata Kepala Disperkimtan Kota Bekasi, Widayat Subroto Hardi, Senin (28/4)