PEBSSI Dapat Dukungan KLHK, Gerakan Bank Sampah Sekolah Jadi Program Prioritas Nasional

Persatuan Bank Sampah Sekolah Indonesia (PEBSSI) saat diterita di kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam audiensi yang berlangsung di Gedung A, Lantai 5 KLHK, Selasa (3/1/2025).

Jakarta – Persatuan Bank Sampah Sekolah Indonesia (PEBSSI) mendapat sambutan hangat dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam audiensi yang berlangsung di Gedung A, Lantai 5 KLHK, Selasa (3/1/2025). Dalam pertemuan tersebut, KLHK menyatakan dukungan penuh terhadap program PEBSSI yang berfokus pada pengelolaan sampah berbasis sekolah.


Direktur Pengurangan Sampah dan Pengembangan Ekonomi Sirkular KLHK, Agus Rusly, SPi., MSi., mengapresiasi inisiatif PEBSSI dan menegaskan bahwa program ini akan dijadikan salah satu prioritas dalam program Asta Sekolah Kabinet Merah Putih. Bahkan, KLHK berencana mereplikasi konsep PEBSSI dalam peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025, yang akan melibatkan anggota PEBSSI di Kabupaten Karawang.


Selain mendukung implementasi di berbagai sekolah, KLHK juga akan mendorong perusahaan-perusahaan untuk berperan aktif dalam memberikan pendampingan kepada anggota PEBSSI. Dengan kolaborasi ini, diharapkan sistem pengelolaan sampah berbasis sekolah semakin kuat dan berkelanjutan.


Pembina PEBSSI, Heru Saleh, M.Pd., menyoroti pentingnya penyusunan kurikulum pengelolaan sampah di sekolah sebagai bagian dari pendidikan karakter dan keterampilan. Kurikulum ini akan membekali siswa dengan kemampuan dalam mengurangi produksi sampah, mengelola material sampah secara efektif, serta menciptakan produk daur ulang yang bernilai ekonomi.


“Dengan muatan keterampilan pengelolaan sampah, siswa akan lebih sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Mereka juga dapat mengolah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat, sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan,” ujar Heru Saleh.


Kurikulum ini juga diharapkan mampu membentuk pola pikir kreatif, inovatif, dan kritis dalam menghadapi permasalahan sampah. Selain itu, pengelolaan sampah yang baik dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca seperti metana dan karbon dioksida, sehingga turut berkontribusi dalam mengatasi pemanasan global.


Ketua Umum PEBSSI, Siti Marini, S.Pd., berharap pemerintah dapat memberikan fasilitasi yang memadai agar program PEBSSI dapat berjalan secara optimal. Dalam audiensi tersebut, PEBSSI mengajukan sejumlah kebutuhan, di antaranya:

  1. Penyediaan Sarana dan Prasarana

    • Tong sampah berwarna sesuai jenis sampah

    • Komposter untuk pengolahan sampah organik

    • Gudang penyimpanan bank sampah

    • Timbangan dan alat pendukung lainnya

  2. Penguatan Bank Sampah Sekolah

    • Pelatihan peningkatan kapasitas bagi pengelola bank sampah

    • Sosialisasi program agar semakin banyak sekolah yang terlibat


Audiensi ini juga menindaklanjuti kerja sama antara Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dengan KLHK. Kedua kementerian menekankan pentingnya menanamkan nilai kebersihan dan kepedulian lingkungan dalam pendidikan.


“Pendidikan bukan sekadar soal akademik. Kita juga harus menanamkan nilai-nilai hidup bersih dan cinta lingkungan. Kebersihan dimulai dari diri kita sendiri, dan sekolah harus menjadi pelopor dalam hal ini,” tegas Siti Marini.


Dengan dukungan KLHK serta keterlibatan berbagai pihak, PEBSSI optimis bahwa gerakan bank sampah di sekolah dapat menjadi langkah nyata dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan. (*)